Rabu, 24 Maret 2010

profil kelas (Doeble Atyu)

Profil Kelas

Huy gays...Pengen tau gimana profil Doebelz Atyu?
Yuk, kita jalan-jalan mengarungi kisah para siswa siswi IPA 1 yang komplit begete deh, dijamin komplit...lit...lit
Doebelz atyu adalah kependekan dari Dua Belas Ipa Satu, Waktu masih kelas sebelas, our class’s name is Sebelz Atyu, kependekan dari Sebelas Ipa Satu. Nama ini adalah salah satu bukti kreatifnya kami para warga Atyu...
Gak pengen tau kenapa kami bilang kelas kami adalah kelas paling komplit...lit...lilit?
Lets check it out!
Siswa tersenior dan terjuniornya Cafladoepa ada di Doebelz Atyu, mereka adalah Bang Wahyu and Dek Tika. Hmm...jangan ditanya deh otak mereka encernya kayak gimana. Encer bangeeee...t.
Juara umumnya Cafladoepa juga adanya di Doebelz Atyu. Yups, cowok smart ini punya nama Taufal Hidayat.
Gak cuma itu aja, mantan siswa nomor satu di Cafladoepa juga ada disini. Tau donk siapa siswa yang lagi kami bicarakan? Siapa lagi mantan ketua OSIS kita, Aridho. Selain Ridho, beberapa siswa Doebelz Atyu juga menjadi pejabat dan punya peran penting di Cafladoepa. Contohnya saja : Chairil ketua KIR, Rama ketua S3i plus ketua ekskul Majalah Delonix plus karya tulisannya sering dimuat di media cetak seperti majalah Horison dan koran Padang Ekspress, Nurul ketua An-Nisa’, Azari dan teman-teman [Haris, Ario, Rian, ................] yang mengharumkan nama sekolah dengan musik tradisional talempong, Edo drummer nya band yang Te O Pe banget cause sering memenangkan festival-festival band tingkat kota ataupun provinsi selain itu Edo juga pemain basket yang jago banget, Handri yang bakat seni gambar sampai-sampai kewalahan mengemban banyak sekali amanah yang diberikan sekolah untuk ngurusin urusan gambar menggambar, Adek si jago matematika yang selalu berhasil memperkenalkan sekolah dengan prestasinya di perlombaan matematika tingkat provinsi, Gebi si jago kimia, Riyant yang bakat tarinya membuat sekolah mendapatkan penghargaan, dan sederet nama-nama lainnya yang kalau disebutin semua aduh bakalan panjang banget deh.
Dalam waktu yang udah hampir tiga tahun ini, sudah banyak hal yang kami lewati. Banyak sekali prestasi yang diraih. Banyak sekali suka duka. Mulai dari perdebatan-perdebatan yang mengakibatkan sedikit kesalahpahaman diantara kami, cinta lokasi, persaingan-persaingan kecil, ada beberapa teman yang mengalami kemalangan, teman-teman yang harus nginap di rumah sakit karena sakit yang cukup parah, kerja keras kelas buat nampilin yang terbaik waktu pagelaran, kobatarlas, liga flamboyant, perlombaan-perlombaan antarkelas waktu bulan Ramadhan.
Warga Doebelz Atyu juga beragam banget, melambangkan Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. Begitu juga dengan kelas kami yang tetap bersatu walaupun dihuni oleh cowok-cowok keren dan cewek-cewek manies yang beragam karakternya. Ada yang kutu buku banget plus gila belajar, ada yang hobi ngebanyol, hobi ngegosip, hobi begaya-begayei, hobi Syuro, hobi bikin istilah, yang suka bikin usil, bikin kesal, ada juga yang gila senyum n nyapa orang, gila nyanyi, gila naruto, suka banget berpolitik, berpuitis-puitis ria, yang anggunnya minta ampiuuuun, yang superlelet, yang kalem begete, yang telinganya kagak pernah cerai ama headset, yang pendieeeeeeeeeeem, yang cereweeeeeeeeeeet, yang emosiiiiiiiiiiiian, yang hobi chating sampai-sampai percakapan waktu chating disimpan di Ms.Word, yang armi banget, yang super nyastra, yang merakak dadak, yang hobi banget ngomong pake bahasa Inggris, yang pede dengan bahasa tok nya, yang kecanduan ngomong pake bahasa Indonesia, yang gila ngegombal, hobi banget nulis di papan tulis, hobi permisi, hobi ngoleksi buku sampai-sampai punya perpustakaan pribadi, ceplas-ceplos, Profil Kelas

Sabtu, 16 Juli 2005, Cafladoepa dipenuhi oleh ratusan murid baru yang sengaja dikumpulkan untuk mendaftar ulang. Dan pada sa’at itu pulalah kami, warga Doebelz Atyu dipertemukan.
Senin, 18 Juli 2005, hari pertama sekolah. Kami, seperti siswa-siswa yang lainnya menjalankan kegiatan Masa Orientasi Siswa alias MOS. Di gugus kami [gugus 8] ada 40 siswa. Dan kelas kami menjadi kelas yang perwakilannya menjadi Quin MOS tahun 2005.
Kamis, 21 Juli 2005, hari pertama masuk ke kelas. Kami mendapatkan sebuah kelas yang dulunya adalah labor Bahasa Indonesia. Mungkin karena itulah pada awalnya kelas itu terlihat begitu kacau. Kelas itu sangat besar, ruangan utama yang luas, ditambah lagi dengan dua buah ruangan kecil yang untuk berikutnya kami sebut dengan ruang ganti dan gudang. Ruang kecil itu dipenuhi dengan meja dan kursi laboratorium bahasa lama. Lokasinya sangat strategis, di pusat sekolah, dekat dengan kantor guru, lapangan basket, Mesjid dan KopSis. Pagi itu wali kelas kami masuk. Memberikan pengarahan. Reaksi kami? “Ya Allah, wali kelas yang satu ini, killier banget.” Meskipun pada awalnya kami berpandangan seperti itu, tapi Buk Yen yang punya nama lengkap Bu Jusarmi Yenti, guru geografi ini kemudian mencuri hati kami dan jadi guru favorit. Setelah naik kelas kami sering sekali merindukan tepukan kasih sayangnya. Ketua kelas pertama kami, Ridho.
Bulan Agustus, bulan kedua keberadaan kami di Cafladoepa tercinta ini, menjadi bulan yang penuh dengan bunga. Banyak sekali siswa dan siswi di kelas yang sedang berbunga-bunga.Setiap minggu kelas mengadakan acara bersama untuk mempererat kekompakan. Mandaki bukit Sitabur dan bertanding basket setiap hari Sabtu menjadi kegiatan favorit.
Sepetember yang seharusnya menjadi bulan yang penuh dengan keceriaan tidak berlaku pada kelas kami. Beberapa waktu sebelumnya sekolah mengadakan tes bagi siswa yang berminat masuk ke kelas berbasis internasional yang baru dibentuk di sekolah. 9 orang siswa X.9, kelas kami, lulus. Ya, sesuai dengan yang kalian pikirkan, anggota kelas kami berkurang delapan orang. Warga kelasku berduka sa’at itu, meskipun waktu perkenalan kami yang relatif singkat namun kami merasa sudah seperti satu keluarga yang kompak. Acara perpisahan kami adakan di Batang Tabit dan Harau pada hari yang berbeda.
Ramadhan pertama, kelas kami mengadakan buka bersama di rumah Irma.
Tidak berapa lama setelah kepindahan teman-temanku itu, di kelas ada sembilan orang murid baru lagi yang menggantikan : Agung, Adrian, Fauzan, Idil, Hafiyani, Dina, Yeski, Cici dan Ulul yang kembarannya masih tetap bertahan di Unggul. Sebenarnya sewaktu wali kelas memberitahukan bahwa akan ada siswa baru di kelas, kami tidak bersedia menerimanya. Kami memutuskan untuk tidak menambah anggota kelas. Tapi semua itu merupakan wewenang sekolah. Siswa-siswa baru itu juga berjumlah sembilan orang : Nurul, Azari, Rian, Joko M, Chairil, Arif, Vela, Syarief dan Mega yang tomboi abizzz.
Desember, penghujung bulan di tahun 2005, kelas unggul mengadakan study tour ke universitas-universitas di Jakarta dan Bandung. Tidak semua teman-teman di kelas bisa mengikuti study tour ini. Kami pergi bersama dengan kakak kelas dua unggul dan beberapa guru. Tidak hanya study tour kami juga mengunjungi beberapa tempat wisata seperti gunung Tangkuban Perahu, dll.
Akhir semester pertama, peringkat kelas dipegang oleh : Miming, Mira dan Reski. Akhir semester kelas juga dirundung duka karena ada siswa di kelas yang kemalangan.
Awal semester dua, kelas baru telah selesai dibangun. Pindah kelas. Awalnya pun kami merasa kurang senang. Karena kelas yang lama kami nilai sangat strategis dan banyak fasilitas. Di kelas yang lama kami punya dua buah kipas angin dan banyak sekali lampu. Ditambah lagi sebuah perpustakaan kecil yang kami bangun dengan menyumbang buku.
Kelas baru, suasana baru. Kelas yang ini sangat dekat dengan perpustakaan dan kantor guru. Perpustakaan kecil kami tak lagi bisa berfungsi. Kami pun lebih banyak menghabiskan waktu luang di perpustakaan tidak lagi di lapangan basket seperti sebelumnya. Sebenarnya kelas yang ini lebih terasa nyaman. Karena letaknya yang dekat dengan sawah-sawah dan dibawah teduhnya pohon jambu yang akan berbuah pada musimnya. Akhir semester dua, kelas pergi jalan-jalan keliling Sumbar. Semuanya pergi. Karena uang transportasi dibayar dengan sisa uang kas. Sehingga kami hanya perlu menyediakan uang jajan. Jalan-jalan yang paling mengesankan. Kami sampai di Payakumbuh lagi hampir tengah malam.
Akhir tahun ajaran di kelas satu, kelas mendapat kemalangan lagi.

Kelas Dua
Ada dua siswa yang keluar dari kelas, Joko M yang pindah ke kelas XI IPA 3 dan Ulil yang pindah sekolah ke Padang. Seperti sebelumnya, selalu ada siswa pengganti.
17 Juli 2006, ada siswa baru di kelas yang menambah komplitnya kelas kami. Namanya Wahyu, pindahan dari pesantren di Jawa. Wahyu ini kelahiran tahun 1987, 3 tahun lebih tua dari umur kami pada umumnya. Jadi gak salah juga kalau sebagian besar dari kami yang memanggilnya abang.
9 Agustus 2006, Taufal juara umum kelas satu yang berasal dari kelas X.7 pindah juga ke kelas kami. Taufal sebelumnya duduk di kelas XI IPA 2.
Wali kelas kami di kelas dua, juga bernama Bu yen, hanya saja nama lengkapnya Bu Iryanti, guru biologi.
Kami kebagian lokal kelas dua unggul yang lama, di belakang labor biologi. Tiap pagi olahraga karena harus naik jenjang kalau mau sampai di kelas.
Kelas dua, dipenuhi dengan beragam cerita. Mulai dari Riyant yang jadi ketua kelas, cinta lokasi antara teman-teman di kelas, Nela yang kehilangan handphone, liga flamboyant dan kobatarlas yang menegangkan, Ridho yang terpilih jadi ketua OSIS, Chairil menjadi ketua KIR, Rama yang jadi ketua S3i, Nurul ketua An-Nisa’, dan sederet nama lainnya, pagelaran yang mengesankan, guru kimia PL yang nervous banget, dan study tour ke Medan di akhir tahun ajaran. Taufal, Reski dan Yudi memegang peringkat kelas. Di akhir tahun, lagi-lagi kelas mengalami kemalangan.

Kelas 3
Wahyu terpilih jadi ketua kelas.

Bersambung...
Insya Allah sambungannya lebih komplit
By:Najmushshubi


Wednesday, April 09, 2008, 6:24:18 AM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar