Senin, 22 Desember 2008

HAFALAN SHALAT DELISA

Kutipan dari novel “ HAFALAN SHALAT DELISA “ By TERE LIYE

*Engkau langsung menghukumnya. Delisa langsung “direndam” dalam panasnya bara pengampunan. Entahlah! Baik atau tidak bagi Delisa.
Sedangkan banyak sekali orang-orang jahat yang Kau tunda penghukumanya. Orang-orang jahat yang Kau biarkan tertawa-tawa. Bahkan Kau “berikan” jalan untuk dengan mudah melanjutkan bejat perangai mereka. Tengik perilaku mereka.
Kau berikan jalan agar apa yang mereka lakukan malah terlihat baik di mata dunia.
Ukuran kehidupan yang kami ciptakan memang keterlaluan ya Allah. Kami malu jika berjalan-jalan ke tempat umum tanpa alas kaki. Padahal apa salahnya? Kami justru tidak malu jika berdusta, kami tidak malu setelah melakukan maksiat.
Ukuran pemahaman yang kami buat memang keterlaluan sekali ya Allah. Kami takut tidak memiliki harta, kami cemas bila esok tidak ada harapan menambah pundi-pundi, sementara teman-teman kami sudah sedemikian menterengnya. Padahal apa salahnya? Kami justru malu membenarkan hal-hal yang keliru. Berkata, ah! Bukankah itu sudah peraturannya. Lump-sum. Setiap perjalanan diberikan ongkos sekian. Habis tidak habis yah segitu! Kami lupa, kalau “peraturan manusia” bilang demikian, apa lantas peraturanMu bilang sama? Kami lupa, ukuran benar adalah ukuranMu. Bukan ukuran yang sengaja kami ciptakan untuk menelikungMu. Bukan permufakatan yang kami lakukan untuk membuat peraturan-peraturan tersebut.

*Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datangnya dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali padaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada sungguh karenaMu…
Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta sejati itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kerinduan itu hanyalah karena Allah. Katakanlah semua getar rasa ini hanya karena Allah. Dan semoga Allah Yang Maha Men-Cinta, yang menciptakan dunia dengan kasih sayang mengajarkan kita untuk merasakan hakikatnya.
Semoga Allah sungguh memberi kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tidak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku.
Malam itu penduduk langit sama sekali tidak tertidur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar