Rabu, 13 Februari 2013

Aku benci mimpi burukku

Aku benci mimpi burukku

Pagi !
Ku sapa dunia.
Penuh senyum tapi agaknya segala rupa enggan membalas sapa.
Sesa’at tercenung, dimana aku?
Benarkah ini bumi yang selama ini pijakanku?
Benarkah itu langit yang selama ini naunganku?
Ku lempar pandang sejauh ku mampu.
Hanya ada gedung-gedung tinggi, kokoh dan sombong.
Bagai seorang angkuh yang hendak menggalah bulan.
Mentari masih seperti dulu, menghangatkan.
Namun entah darimana panas yang begitu garang ini membakar.
Tak terasa tubuhku basah bermandikan keringat.
Tiba-tiba gelap, yang terdengar hanyalah bisik-bisik.
Bisik namun bising dan penuh keluh.
Ada tangis dalam gelak tawa yang mengiang.
Sungguh tempat yang aneh,
ketakutan mulai menyergap.
Ingin berlari tapi bagai patung ku hanya bisa berdiri kaku.
Menggigil…
Bagaimana mungkin ini negriku?
Ini bukan Indonesiaku!
Ini bukan lagi daerah permai yang sempat ku tinggali.
Tuhan, bangunkan aku dari mimpi buruk ini.
Ku ingin terbangun dan mengintip pagi dari jendela kamarku.
Aku rindu Indonesiaku,
Negeri dimana sapaan ramah selalu singgah.
Dimana tak ada keangkuhan bersemayam.
Yang ada hanyalah kebersamaan yang menentramkan.
Serta senyum yang menghangatkan.
Aku benci mimpi burukku!